e-KTP
Pagi yang cerah mengawali hari-hari ini, aku bangun di pagi hari tepatnya pukul 09:30 WIB. wau!! pagi bener ya... hehe!! *hatiku tertawa*. saat kaki melangkah ke tempat penabungan (WC) tiba-tiba aku terkejut dengan suara yang ada di belakang ku. tak biasanya ada suara seperti ini, aku tahu kalau di rumah sudah tak ada siapa-siapa yang menunggu, setiap hari ku sendirian semuanya pergi. Suara aneh ini tepat berada di belakangku. Aku tak sanggup menolehkan kepalaku untuk melihat sesuatu di mana tempat itu berasal. saat ku beranikan diri untuk menolehnya, tiba-tiba dia mendekat dengan memegang pisau. aku sangat terkejut saat itu, dia menodongkan pisau ke arah ku seraya berkata,
"ki'.... potong nongkone, iki ladinge". dengan suara dalam yang menggelegar dan menakutkan.
ternyata beliau adalah Abahku sendiri yang sedang siap-siap berangkat mengamalkan ilmunya. "sungguh hebat". gumam ku di dalam hati.
"enggeh bah,,,,!!!", aku jawab dengan lembut seraya mengambil pisau yang beliau sodorkan.
Singkat cerita, setelah aku mandi - gosok gigi - pakai sabun - pakai shampo gak pake' roti, karena roti lagi mahal sekarang, hehe. Segera ku mengambil batu celak, q gesek-gesek, akum oleskan jari telunkukku. kemudian, ke mata ku. *gak pake, culek-culekan....*
pakaianku rapi dengak kaos biru, celana hitam dan jas hitam. hmmm,,, ganteng banget yaa.... hehehe.... toeng,,,, toeng,,,,, cuiiit... cuiiiiiiiitt.....
Perjalanan ku hari ini adalah untuk foto e-KTP. entah mengapa harus di awali "e" yaa... aku juga tak mengerti. mungkin "e" yang dimaksudkan adalah electrik mungkin. "e"..... apaan ini. jadi inget temen2 sering berbicara, " Eee,, ketipu..!! Eee,, salah...!! Eee,,, gitu toh....
Hmmm... e-mang orang sekarang ini aneh2 ya... tu kan ada "e"-nya lagi... hohoho
Saat aku beranjak berangkat, mataku mulai lirik-lirik (bukan lirik lagu), adakah motor di rumah ku??
ternyata ada satu motor supra honda bukan yamaha yang terpampang dengan warna biru langit yang didampingi warna abu-abu, aku segera mendekat ke pemiliknya.
"Sia'...." panggilan ku terhadapnya sebagai bentuk keakraban.
"nyileh sepeda motore yoo,, endi este enka ne??"
"Mati." jawabnya singkat tanpa terburu-buru.
"sopo seng mangan??, ucapku menggoda.
"hmm,,, dipangan waktu....!!!
wah,, makin cerdas saja. tidak biasanya dia jawab seperti itu.
Langsung ku tancap dengan penuh pelan dan menikmati keindahan dunia yang Allah berikan. *Sampailah ku di Kantor Kecamatan Kaliwates*. Sepeda ku parkirkan sembarangan. Mungkin mereka (pegawai kantor) bingung mengapa aku memarkinkan motor itu di sana. mereka terlihat dengan mata bingung, aku pun juga bingung menatap nya. yah,, sama2 bingungnya lah... hehehe
Belum sampai aku bertanya di mana tempat foto e-KTP-nya, ku langkahkan kaki sekitar tiga langkah menuju ke pegawai kantor. belum juga aku berucap, jangan kan berucap, sampai ke orangnya saja belum sampai separo. Langsung saja dia memberikan isyarat dengan jari telunjuknya (seperti pahlawan kita dulu saat kemerdekaan itulah,,, hehehe,,,,). menunjuk ke arah timur, pas dengan arah telunjuknya itu, mengarah ke pegawai lain di sana.
"mass.... e-ktp nya di sini...." orang itu berujar dari kejauhan. q pikir, sakti sekali mereka semua, belum ngomong saja sudah apa yang ada di pikiranku. ohh,,, itu karena ada KK yang aku pegang alias kartu keluarga gitu.
Langsung saja aku masuk, tapi langkahku terhenti sejenak, karena ketika mataku membukakan mata, semua kursi antrian terisi penuh.
"duhh,, lungguh neng endi iki wes...!!", hatiku mengeluh.
Untung ada ibu dengan tubuh besar yang sengaja memberiku kesempatan duduk dengan menyuruh salah satu anak laki-lakinya yang masih kecil untuk berpangku kepada ayahnya.
"monggo mass..." ibu itu menatapku dengan wajah penuh keramahan sambil mempersilahkan ku untuk duduk.
" oh, enggeh...", jawabku sambil mendudukkan badanku di kursi.
hatiku agak sedikit terharu, ketika ibu itu lebih mementingkan orang lain dari pada anaknya sendiri. yaa,, terketuk lah hati ku atas kebaikannya.
Setelah antrian sampai pada bapak dua orang anak, yang ternyata suami dari ibu yang ku kagumi itu. Tempat antrian mulai sepi, dan sepertinya aku yang akan dapat di giliran akhir. Pada saat ayahnya direkam kornea matanya sebagai data e-KTP, kedua anak-anak mereka laki-laki dan perempuan tertawa-tawa melihat ayahnya, ibunya pun ikut tersenyum dengan wajah lembut serambi menarik kedua anaknya dengan isyarat jari telunjuk di depan mulutnya.
"ssstttt", ibunya bersuara pelan dengan penuh senyum.
maklum,, saat teropong deteksi mata itu mendekati mata ayahnya, ternyata teropong tak mampu medeteksinya,, sampai-sampai pegawai kantor itu seperti dokter yang memeriksa mata sehingga harus di lakukan berulang-ulang kalo tidak salah sampai 5 kali.
ayahnya pun tersenyum pada anak-anaknya dan kemudian memberi senyuman sambil melirik kepada istrinya. Aku pun ikut tersenyum melihat semua tersenyum.
"pasti mereka keluarga yang sangat bahagia", di hatiku ikut bahagia.
Ayahnya pun selesai, ibunya pun berdiri menatap cermin sejenak kemudian duduk di kursi yang telah disediakan.
"sekarang gilirane ibu'...", adik laki-lakinya memegang pundak mbak perempuannya agar menatapnya wajahnya. kedua anak itu pun tersenyum bersama melihat ibu ketika diambil datanya seperti ayah. Mungkin, dipikirannya akan sama seperti ayahnya, dengan di ulang-ulang meneropongnya. berbeda dengan sebelumnya, nada tertawa dan senyumnya pun mulai redup, tapi wajah mereka sekeluarga tetap berseri-seri.
Saat giliranku tiba, tampak banyak orang berdatangan kembali.
"ohh,, ternyata masih banyak, pikirku aku adalah nominasi terakahir,, hmmm....."
Segalah apa yang diperintahkan oleh pegawai itu aku lakukan, mulai tanda tangan sampai tanda tangan lagi. selesai dengan cepat tanpa masalah. wahh,, memang gini kalo orang ganteng yaa.... hehehe....
"tiada masalah tanpa masalah"==>> opo maksude?? q yo bingung o_O
karena ruangan yang sudah sesak dengan pengunjung, panas mulai bergemuruh menabrak kulitku. segera aku keluar ruangan menghampiri motor manchaster city milik Mas-q. Aku lihat sekeliling, alhamdulillah tidak ada yang menatapku lagi gara-garra aku sembarangan parkir motornya.
Saat Q mulai mengambil helm-ku yang kemudian ku taruh tepat di atas kepalaku. Saat itu pula ku melihat pemandangan yang mengharukan lagi. Ibu yang ku kagumi itu membelikan susu indomilk yang di bawa becak keliling yang tepat berada di depan Kantor Kecamatan. Aku tak melihat sosok ayahnya, "di mana ayahnya??". hati ku menjawab,, "ohh,, mungkin lagi mengambil motornya di parkiran yang sebenarnya di sana.
motor ku hidupkan, perseneleng ku injak dan gaaasss. pada saat tepat berada di samping tukang penjual susu beserta ibu dan anak-anaknya, pada saat ku toleh kanan-kiri mau menyeberang, ku tak bisa mengedipkan mata, hatiku secara spontan kaget melihat penjual susu itu ternyata adalah ayah kedua anak sekaligus suami ibu yang ku kagumi tadi. sangat mengejutkan sekali,,, tadi aku berpikir kalo ayahnya adalah seorang dari desa yang memiliki sawah yang banyak sehingga mereka sangat bahagia,,, tapi ternyata dia hanya seorang penjual susu... aku tak tau sebelumnya kalo dia adalah ayahnya karena memang dia ganti pakaian layaknya penjual susu seperti biasa.
Mereka ternyata juga ingin menyeberang jalan juga. aku berpura-pura tidak bisa menyeberang lantasan aku ingin tetap melihat pemandangan itu. Pemandangan keluarga bahagia meski dalam keadaan yang menurut kebanyakan orang adalah derita. sekali lagi hatiku terenyuh melihat pemandangan itu, pemandangn yang tidak di sangka-sangka. merekapun menyeberang dengan penuh senyum. ayahnya, ibunya, kedua anaknya tersenyum lepas seperti tanpa derita.
memang benar, "Kaya ada yang di luar dan ada di dalam. Kaya di luar hanyalah mereka yang masih butuh akan sesuatu di dunia, ini lah yang banyak sekarang dan merepotkan. Sebaliknya kaya yang di bawa oleh keluarga tadi adalah kaya di dalam. Mereka dalam keadaan seperti itu pun, yang dianggap banyak orang adalah menderita, tapi mereka tetap kaya dan merasa bahagia".....
sungguh indahnya kaya di dalam, yakni kaya dari hati, bukan nafsu.
wallhu a'lam bisshowab . . . . .

Tidak ada komentar: